Standar Kompetensi
1. Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah
Peta Konsep
A. Pengertian Sejarah
1. Definisi Sejarah
1. Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah
Peta Konsep
A. Pengertian Sejarah
1. Definisi Sejarah
- Menurut Bahasa:
Bahasa Arab
‘Syajaratun’ = Pohon kayu, yang artinya sebuah pohon yang terus
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana sampai tingkat yang lebih
kompleks.
Bahasa Yunani
‘Historia’ = Orang Pandai
Bahasa Belanda
‘Geschiedenis’ = Terjadi
Bahasa Jerman
‘Geschichte’ = Sesuatu yang telah terjadi
Bahasa Inggris
‘History’ = Masa lampau umat manusia
- Menurut Sejarawan :
Edward
Hallet Carr
‘Sejarah
ialah suatu proses iteraksi berkelanjutan antara sejarawan dengan fakta-fakta
yang ada padanya, suatu dialog tiada hentinya antara masa sekarang dengan masa
silam’. (Ismaun, 2005: 15)
Robert
V. Daniels
‘Sejarah
ialah memori pengalaman umat manusia’. (Ismaun, 2005: 15-16)
James
A. Banks
‘Semua
peristiwa masa lampau adalah sejarah’ (Ismaun, 2005: 16)
Henry
Stelle Commager
‘Sejarah
merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampau-kesusastraan, hokum,
bangunan, pranata social, agama, filsafat, pokoknya semua yang teringat dan
dalam memori manusia […] Sejarah adalah memori yang tersusun dan susunan itu itu
penting sekali’. (Ismaun, 2005: 16)
Mohammad
Yamin
‘Sejarah
ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh
sebagai hasil penafsiran tentang kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia
pada waktu yang telah lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan
tulisan atau tanda-tanda yang lain’. (Ismaun, 2005: 16)
Kesimpulan
‘Sejarah
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian
yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia’.
2. Konsep Sejarah
- Sejarah Sebagai Peristiwa
“Sejarah sebagai peristiwa ialah kejadian,
kenyataan, aktualitas yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu
atau masa lampau”. (Ismaun, 2005: 21)
- Sejarah Sebagai Kisah
“Sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa
narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian-kejadian
atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau”. (Ismaun,
2005: 25)
- Sejarah Sebagai Ilmu
“Sejarah sebagai ilmu ialah suatu disiplin,
cabang pengetahuan tentang masa lau yang berusaha menuturkan dan mewariskan
pengetahuan mengenai masalalu suatu masyarakat tertentu”. (Ismaun, 2005: 26)
3. Ruang Lingkup Sejarah
- Kejadian Masa Lalu
Kejadian Masa Lalu yang terdiri dari :
- Waktu (Time)
- Manusia (Human)
- Perubahan (Change)
- Berkesinambungan (Continuity)
Konsep Garis Waktu Linier
-----------------------------------------------------------------à
-----0----------------------0---------------------0------------à
Masa
Lalu Masa Kini Masa yang akan datang
“Dalam konsep waktu yang lurus, masa lalu
perkembangan sejarah manusia akan perkembangan masyarakat masa kini dan masa
yang akan datang. Adapun keadaan masyarakat masa kini akan mempengaruhi keadaan
masyarakat di masa depan”.
- Metode dan Sudut Pandang yang digunakan oleh Sejarawan.
Metode
adalah cara atau prosedur baku dari kerja sejarawan untuk menginterpretasikan, menyusun,
menggambarkan dan menuliskan kisah masa lalu berdasarkan jejak-jejak yang
ditinggalkan masalalu agar dapat mendekati objektifitas.
Karena
sejarah adalah ilmu interpretasi maka pemahaman seorang sejarawan tentang
masalalu dipengaruhi oleh tersedianya sumber, bias pribadi yang disebabkan oleh
tujuan penulisan, masyarakat, waktu, tempat dia hidup serta cara menyajikan
tulisan.
Contohnya
:
Perbedaan cara pandang antara sejarawan
Indonesia dan sejarawan Belanda pada masa Kolonialisme dan Imperialisme Belanda
menyikapi Peristiwa Berdirinya Organisasi Boedi Oetomo, Sarekat islam, Indische
Partij dan PNI pada Abad ke-20.
Sejarawan
Indonesia :
“Memandang peristiwa tersebut sebagai awal
tumbuhnya nasionalisme di Indonesia”.
Sejarawan
Belanda :
“Memandang peristiwa tersebut sebagai
keberhasilan Politik Etis yang diberlakukan Pemerintah Hindia Belanda dalam
memajukan pendidikan”.
B. Penyajian Karya Sejarawan
Karya sejarawan
yang merupakan hasil penelitian sejarah disajikan dalam bentuk penulisan
sejarah atau historiografi. Pada perkembangan terakhir ada tiga pendekatan
besar dalam penulisan sejarah yakni pendekatan liberal, pendekatan konflik dan
pendekatan dekosntruktifistik.
- Pendekatan Liberal
Pendekatan ini
berangkat dari pemikiran bahwa sejarah merupakan kisah perkembangan yang terus
menerus pada manusia secara individu maupun kelompok. Misalnya perkembangan Negara,
penguasa Negara seperti raja atau presiden di bidang politik, budaya, hukum,
ekonomi dan teknologi. Dalam beberapa aspek sejarah seperti ini termasuk ke
dalam sejarah yang bersifat konvensional yang menarasikan kisah
orang-orang besar. “Pendekatan Liberal melihat bahwa proses sejarah merupakan
keberlangsungan dari masa lalu masa kini dan masa yang akan datang”.
Karakteristik
penulisan sejarah dengan pendekatan liberal bersifat naratif dan deskriptif
serta mementingkan urutan kronologi atau urutan kejadian yang biasanya dimulai
dari latar belakang kejadian, proses atau jalannya peristiwa dan diakhiri
dengan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa sejarah tersebut.
- Pendekatan Konflik
Pendekatan
konflik berangkat dari Teori Marxis yang
diperkenalkan oleh Karl Marx yang
melihat bahwa masyarakat telah terstruktur dan terbagi atas kelas-kelas yang
berada dalam posisi konflik. Pendekatan konflik memandang keberlangsungan
dan perubahan sebagai sebuah proses perjuangan berbagai kelompok untuk
menggulingkan kelompok lawannya dalam memperoleh kedudukan politik dan
keuntungan materi.
Dilihat dari
cakupan subjek kajiannya, pendekatan ini bersifat inklusif karena memasukan
semua kelompok masyarakat bawah yang miskin dan tidak memiliki peran dalam
sejarah yang konvensional
- Pendekatan Dekonstruktivistik
- Pendekatan dekonstruktivistik berbeda dengan dua pendekatan sebelumnya karena pendekatan ini lebih menekankan pada pada wacana (discourse) daripada peristiwa dan struktur social. Karena mementingkan wacana, pendekatan dekonstruktivistik tidak mengutamakan aspek keberlangsungan atau proses perubahan seperti dua pendekatan sebelumnya, tetapi lebih pada ketidakberlangsungan (discontinuity). Pendekatan ini mengkaji realitas masyarakat sekarang dan kembali pada satu titik saat kita melihat sesuatu yang berbeda. Dengan menggunakan pendekatan ini, pembacca teks sejarah dapat melihat teks secara kritis bahwa sebagian orang tidak memiliki peran dalam sejarah dan terpinggirkan dari arus besar sejarah pada masa lalu.
C. Guna Sejarah
- Fungsi Edukatif
Dengan mempelajari sejarah manusia dapat belajar dari pengalaman baik yang pernah diialaminya maupun pengalaman yang pernah dialami orang lain agar tidak mengulagi kesalahan yang sama.
contohnya:
Kesalahan bangsa indonesia yang mudah dipecah belah melalui strategi politik kolonial belanda yakni "devide et impera" atau politik adu domba yang mengakibatkan bangsa kita dijajah selama ratusan tahun. Oleh karena itu sekarang kita harus memperkokoh persatuan dan kesatuan berbangsa.
contohnya:
Kesalahan bangsa indonesia yang mudah dipecah belah melalui strategi politik kolonial belanda yakni "devide et impera" atau politik adu domba yang mengakibatkan bangsa kita dijajah selama ratusan tahun. Oleh karena itu sekarang kita harus memperkokoh persatuan dan kesatuan berbangsa.
- Fungsi Inspiratif
Sejarah dapat memberikan inspirasi bagi pembaca atau pendengarnya.
contohnya :
Seseorang menjadi tentara karena terispirasi oleh perjuangan tokoh Jendral Sudirman.
contohnya :
Seseorang menjadi tentara karena terispirasi oleh perjuangan tokoh Jendral Sudirman.
- Fungsi Rekreatif
Sejarah dapat menjadi suatu hiburan.
contohnya :
- Membaca buku novel sejarah
- Menonton film bertema sejarah
- Rekreasi ke tempat bersejarah
contohnya :
- Membaca buku novel sejarah
- Menonton film bertema sejarah
- Rekreasi ke tempat bersejarah
Sumber :
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sbagai Ilmu dan Wahana Pendidikan.
Bandung : Historia utama Press
Supriatna, Nana. (2007). Sejarah untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas. Bandung
: Grafindo Media Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar