Sabtu, 29 Juni 2013

1.1 Dasar-Dasar Ilmu Sejarah

Standar Kompetensi
1. Memahami prinsip dasar ilmu sejarah

Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah

Peta Konsep

A. Pengertian Sejarah
     1. Definisi Sejarah
  • Menurut Bahasa:
Bahasa Arab
‘Syajaratun’ = Pohon kayu, yang artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sangat sederhana sampai tingkat yang lebih kompleks.
Bahasa Yunani
‘Historia’ = Orang Pandai
Bahasa Belanda
‘Geschiedenis’ = Terjadi
Bahasa Jerman
‘Geschichte’ = Sesuatu yang telah terjadi
Bahasa Inggris
‘History’ = Masa lampau umat manusia

  • Menurut Sejarawan :
Edward Hallet Carr
‘Sejarah ialah suatu proses iteraksi berkelanjutan antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada hentinya antara masa sekarang dengan masa silam’. (Ismaun, 2005: 15)
Robert V. Daniels
‘Sejarah ialah memori pengalaman umat manusia’. (Ismaun, 2005: 15-16)
James A. Banks
‘Semua peristiwa masa lampau adalah sejarah’ (Ismaun, 2005: 16)
Henry Stelle Commager
‘Sejarah merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampau-kesusastraan, hokum, bangunan, pranata social, agama, filsafat, pokoknya semua yang teringat dan dalam memori manusia […] Sejarah adalah memori yang tersusun dan susunan itu itu penting sekali’. (Ismaun, 2005: 16)
Mohammad Yamin
‘Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran tentang kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain’. (Ismaun, 2005: 16)
Kesimpulan
‘Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia’.

     2. Konsep Sejarah               
  • Sejarah Sebagai Peristiwa
“Sejarah sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan, aktualitas yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa lampau”. (Ismaun, 2005: 21)
  • Sejarah Sebagai Kisah
“Sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau”. (Ismaun, 2005: 25)
  • Sejarah Sebagai Ilmu
“Sejarah sebagai ilmu ialah suatu disiplin, cabang pengetahuan tentang masa lau yang berusaha menuturkan dan mewariskan pengetahuan mengenai masalalu suatu masyarakat tertentu”. (Ismaun, 2005: 26)

     3. Ruang Lingkup Sejarah
  • Kejadian Masa Lalu
Kejadian Masa Lalu yang terdiri dari :
- Waktu (Time)   
- Manusia (Human)          
- Perubahan (Change)
- Berkesinambungan (Continuity)
Konsep Garis Waktu Linier
-----------------------------------------------------------------à
-----0----------------------0---------------------0------------à
Masa Lalu            Masa Kini            Masa yang akan datang

“Dalam konsep waktu yang lurus, masa lalu perkembangan sejarah manusia akan perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Adapun keadaan masyarakat masa kini akan mempengaruhi keadaan masyarakat di masa depan”.

  • Metode dan Sudut Pandang yang digunakan oleh Sejarawan.

Metode adalah cara atau prosedur baku dari kerja sejarawan untuk menginterpretasikan, menyusun, menggambarkan dan menuliskan kisah masa lalu berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan masalalu agar dapat mendekati objektifitas.
Karena sejarah adalah ilmu interpretasi maka pemahaman seorang sejarawan tentang masalalu dipengaruhi oleh tersedianya sumber, bias pribadi yang disebabkan oleh tujuan penulisan, masyarakat, waktu, tempat dia hidup serta cara menyajikan tulisan.
Contohnya :
Perbedaan cara pandang antara sejarawan Indonesia dan sejarawan Belanda pada masa Kolonialisme dan Imperialisme Belanda menyikapi Peristiwa Berdirinya Organisasi Boedi Oetomo, Sarekat islam, Indische Partij dan PNI pada Abad ke-20.
Sejarawan Indonesia : 
“Memandang peristiwa tersebut sebagai awal tumbuhnya nasionalisme di Indonesia”.
Sejarawan Belanda   :
“Memandang peristiwa tersebut sebagai keberhasilan Politik Etis yang diberlakukan Pemerintah Hindia Belanda dalam memajukan pendidikan”.

B. Penyajian Karya Sejarawan
Karya sejarawan yang merupakan hasil penelitian sejarah disajikan dalam bentuk penulisan sejarah atau historiografi. Pada perkembangan terakhir ada tiga pendekatan besar dalam penulisan sejarah yakni pendekatan liberal, pendekatan konflik dan pendekatan dekosntruktifistik.
  • Pendekatan Liberal
Pendekatan ini berangkat dari pemikiran bahwa sejarah merupakan kisah perkembangan yang terus menerus pada manusia secara individu maupun kelompok. Misalnya perkembangan Negara, penguasa Negara seperti raja atau presiden di bidang politik, budaya, hukum, ekonomi dan teknologi. Dalam beberapa aspek sejarah seperti ini termasuk ke dalam sejarah yang bersifat konvensional yang menarasikan kisah orang-orang besar. “Pendekatan Liberal melihat bahwa proses sejarah merupakan keberlangsungan dari masa lalu masa kini dan masa yang akan datang”.
Karakteristik penulisan sejarah dengan pendekatan liberal bersifat naratif dan deskriptif serta mementingkan urutan kronologi atau urutan kejadian yang biasanya dimulai dari latar belakang kejadian, proses atau jalannya peristiwa dan diakhiri dengan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa sejarah tersebut.
  • Pendekatan Konflik
Pendekatan konflik berangkat dari Teori Marxis yang diperkenalkan oleh Karl Marx yang melihat bahwa masyarakat telah terstruktur dan terbagi atas kelas-kelas yang berada dalam posisi konflik. Pendekatan konflik memandang keberlangsungan dan perubahan sebagai sebuah proses perjuangan berbagai kelompok untuk menggulingkan kelompok lawannya dalam memperoleh kedudukan politik dan keuntungan materi.
Dilihat dari cakupan subjek kajiannya, pendekatan ini bersifat inklusif karena memasukan semua kelompok masyarakat bawah yang miskin dan tidak memiliki peran dalam sejarah yang konvensional
  • Pendekatan Dekonstruktivistik
  • Pendekatan dekonstruktivistik berbeda dengan dua pendekatan sebelumnya karena pendekatan ini lebih menekankan pada pada wacana (discourse) daripada peristiwa dan struktur social. Karena mementingkan wacana, pendekatan dekonstruktivistik tidak mengutamakan aspek keberlangsungan atau proses perubahan seperti dua pendekatan sebelumnya, tetapi lebih pada ketidakberlangsungan (discontinuity). Pendekatan ini mengkaji realitas masyarakat sekarang dan kembali pada satu titik saat kita melihat sesuatu yang berbeda. Dengan menggunakan pendekatan ini, pembacca teks sejarah dapat melihat teks secara kritis bahwa sebagian orang tidak memiliki peran dalam sejarah dan terpinggirkan dari arus besar sejarah pada masa lalu. 

C. Guna Sejarah
  • Fungsi Edukatif
Dengan mempelajari sejarah manusia dapat belajar dari pengalaman baik yang pernah diialaminya maupun pengalaman yang pernah dialami orang lain agar tidak mengulagi kesalahan yang sama.
contohnya:
Kesalahan bangsa indonesia yang mudah dipecah belah melalui strategi politik kolonial belanda yakni "devide et impera" atau politik adu domba yang mengakibatkan bangsa kita dijajah selama ratusan tahun. Oleh karena itu sekarang kita harus memperkokoh persatuan dan kesatuan berbangsa.
  • Fungsi Inspiratif
Sejarah dapat memberikan inspirasi bagi pembaca atau pendengarnya.
contohnya :
Seseorang menjadi tentara karena terispirasi oleh perjuangan tokoh Jendral Sudirman.
  • Fungsi Rekreatif
Sejarah dapat menjadi suatu hiburan.
contohnya :
- Membaca buku novel sejarah
- Menonton film bertema sejarah
- Rekreasi ke tempat bersejarah

Sumber :
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sbagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung : Historia utama Press

Supriatna, Nana. (2007). Sejarah untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas. Bandung : Grafindo Media Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar